RESUME 2 TATA KELOLA

Name : Alfonsus Antero Arnayusrendito (1204210085)

Class : Tata Kelola 05-05 


Setelah mempelajari sejarah COBIT dan perbandingannya, dan untuk pertemuan kali ini akan membahas mengenai Tata Kelola SI/TI, sebelumnya apa itu Tata Kelola.

Tata Kelola SI/IT merupakan sebuah struktur dari hubungan relasi dan proses untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dengan memberikan nilai tambah ketika menyembangkan risiko dengan menyesuaikan TI dan proses bisnis perusahaan. Tata Kelola SI/IT memiliki relasi dengan Good Corporate Governance (GCG) yang merupakan kerangka kerja tata kelola organisasi bisnis dengan penerapan model yang telah dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola organisasi seperti transparansi, akuntabilitas, keadilan, serta tanggung jawab.



HUBUNGAN RELASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DENGAN TATA KELOLA IT

Good Corporate Governance (GCG) merupakan tata kelola perusahaan yang mengatur hubungan antar dewan komisaris, direksi, pemegang saham, dan stakeholder yang terlibat, GCG bertujuan untuk memastikan pengendalian perusahaan yang efisien dan mencegah penyalahgunaan aset.

Secara prinsip, GCG merupakan kaidah yang wajib diikuti oleh seorang pimpinan perusahaan dan karyawan. Prinsip-prinsip GCG mendukung kepentingan perusahaan. Dalam menerapkan GCG, penting untuk memiliki tata kelola IT yang baik. Tata kelola IT adalah pilar utama GCG dan harus mengacu pada standar internasional, dengan adanya tata kelola IT yang baik, segala aktivitas perusahaan terkait IT dapat terkontrol dengan efisien dan efektif, menciptakan Good Corporate Governance (GCG) yang solid.

REGULASI NASIONAL DALAM MENGATUR TATA KELOLA IT DI INDONESIA

Berdasarkan peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nasional Nomor 41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007 mengenai Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi menimbangkan bahwa :

  1. Penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan publik memerlukan good governance yang akan menjamin, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan.
  2. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasioleh  institusi  pemerintahan  telah  semakin  meningkat, sehingga  untuk  memastikan  pemanfaatan  teknologiinformasi  dan  komunikasi  tersebut  benar-benar mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintahan, maka harus memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya dan pengelolaan risiko.
  3. Dalam rangka mendukung tujuan penyelenggaraan pemerintahan diperlukan rencana teknologi informasi dankomunikasi yang lebih harmonis, pengelolaan yang lebih baik, peningkatan efisiensi dan efektivitas belanja teknologi informasi  dan  komunikasi  dan  pendekatan  yang meningkatkan pencapaian nilai (value) dari implementasi teknologi informasi dan komunikasi nasional.
  4. sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas diperlukan Panduan Umum Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional.
PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD DAN BALANCE SCORECARD BERDASARKAN STUDI KASUS PADA INDUSTRI MARITIM, TRANSPORTASI, DAN LOGISTIK

Studi Kasus : PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Agen JNE Pandan Valley) - Logistik

PT. Tiki Jalur Ekakurir (Agen JNE Pandan Valley) merupakan perusahaan yang bergerak di industri penyedia jasa pengiriman barang yang berlokasi di Kemang, Kabupaten Bogor. berdasarkan penelitian (Azis, Sari, dan Maulana, 2022) perusahaan tersebut mengalami penurunan customer yang beralih pada perusahaan jasa lainnya karena banyak perusahaan jasa kirim baru yang menawarkan lebih efektif dan harga yang ekonomis. Hal ini dikarenakan perusahaan menghadapi globalisasi ekonomi, dimana pelanggan yang memegang kendali bisnis. maka dari itu Agen JNE Pandan Valley perlu mencoba untuk merubah tolak ukur kinerja perusahaan, yaitu tidak hanya pada aspek finansial saja akan tetapi non finansial seperti infrastruktur, teknologi, dan inovasi bisnis. Dalam penelitian ini perlu diukur dengan model Balance Scorecard. Metode penelitian ini menggunakan metode studi dokumen dan survei. Studi dokumen memberikan gambaran kondisi keuangan perusahaan selama lima tahun terakhir, sementara survei digunakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai hambatan yang dihadapi oleh manajer perusahaan. Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui wawancara dan forum diskusi kelompok.

Evaluasi kinerja dimulai dengan analisis model bisnis menggunakan Business Model Canvas. Tahap berikutnya adalah analisis dengan metode Balance Scorecard (BSC), yang bertujuan menggambarkan evaluasi kinerja secara tepat, terintegrasi dengan visi dan misi organisasi, serta efisien. Pengukuran BSC melibatkan key performance indicators (KPI) yang disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder dan tidak hanya berfokus pada aspek finansial, tetapi juga aspek non-finansial. Dengan demikian, pengukuran kinerja tidak hanya berorientasi jangka pendek, tetapi juga memberikan solusi untuk jangka panjang. Secara garis besar, kerangka kerja BSC terdiri dari tiga kegiatan utama:
  1. Pendeskripsian Komponen Pokok Sistem Pengukuran Kinerja
  2. Pembuatan Garis Arah Pengukuran Kinerja Terbaik
  3. Tahapan-tahapan yang Dilakukan

Metode pengambilan sampel menggunakan metode sampel jenuh, di mana anggota populasi digunakan sebagai sampel untuk memperoleh gambaran kinerja perusahaan. 

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil dari pembahasan tersebut dari 4 perspektif yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal, dan proses internal pada tahun 2020 - 2021 ditunjukan bahwa hasil kinerja yang menurun dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan jasa pengiriman, maka dari itu perlu adanya pelayanan yang baik agar dapat meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan.

Studi Kasus : PT. Samudera Indonesia Tbk. - MTL

PT. Samudera Indonesia Tbk merupakan perusahaan publik yang bergerak dalam bidang pelayaran, transportasi dan logistik. Pada saat ini PT. Samudera Indonesia Group merupakan perusahaan transportasi terpadu, yang memiliki beberapa anak perusahaan. PT. Samudera Indonesia Tbk. dalam bidang usahanya memiliki visi, misi, dan nilai-nilaiyang diyakini oleh perseroan tersebut agar dalam menjalankan seluruh proses bisnisnya terarah dan sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan. Visi PT. Samudera Indonesia Tbk.: Global connectivity to meet people needs. Maksud dari visi tersebut adalah Samudera Indonesia. ingin menjalin hubungan secara global baik lokal maupun internasional untuk memberikan atau mempertemukan kebutuhan setiap orang dengan lebih mudah dan lebih cepat. Misi PT. Samudera Indonesia Tbk.: Providing high quality services in goods transportation and logistics. Maksud dari misi tersebut adalah SamuderaIndonesia harus dapat menyediakan layanan jasa transportasi dan logistik yang berkualitas tinggi bagi pelanggan, karena kepuasan pelanggan adalah prioritas utama yang menjadikan mereka merasa nyaman dan kemudian akan terus menggunakan jasa Samudera Indonesia. Dalam studi kasus ini mengunakan IT Balance Scorecard yang dimana akan mengukur kinerja teknologi informasi pada Divisi IT pada PT. Samudera Indonesia Tbk. Untuk mendapatkan hasil yang signifikan perlu dilakukan survei kuesioner yang dapat memenuhi beberapa faktor yaitu Corporate Contribution, User Orientation, Operational Execellence, dan Future Orientation. 

Dari hasil yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model yang tersimpulkan dari hasil analisa kinerja pada IT PT. Samudera Indonesia memiliki kekurangan dan keterbatasan yang ada, maka dari itu perlu dilakukannya evaluasi yaitu denga melakukan perhitungan secara rutin, melakukan tata kelola IT pada divisi IT sebaiknya fokus terhadap permasalahan yang menjadi indikator-indikator pada IT Competency, IT Services Ability, Business Continuity dan IT improvement sehingga lebih terarah dalam melakukan aksi-aksi untuk meningkatkan kontribusi IT terhadap bisnis perusahaan, permasalahan indikator yang tidak termasuk pada proses analisa padahal berdasarkan studi literatur, indikator tersebut perlu diterapkan. Indikator tersebut ialah IT's cost-effciency, Confidentiality, Integrity, Availability, The Delivery Stage, dan IT governance training sessions. Maka dari itu, untuk kedepannya perusahaan sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut agar kinerja IT semakin meningkat.


PENERAPAN COBIT 5 CASCADE DENGAN STUDI KASUS.

1. Identifikasi Tujuan Bisnis
    Tentukan tujuan bisnis organisasi.

2. Identifikasi Tujuan IT
    Identifikasi tujuan IT yang mendukung tujuan bisnis

3. Hubungan Tujuan Bisnis dan IT
    Pastikan setiap tujuan IT yang terkait dengan tujuan bisnis yang relevan

4. Evaluasi dan Pemantauan
    Terus pantau dan evaluasi pencapaian tujuan IT dan bisnis.
    
Studi Kasus : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara

1. Identifikasi Tujuan Bisnis
    - Meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan data perdagangan dan industri.

2. Identifikasi Tujuan IT
    - Penerapan sistem manajemen data yang efisien
    - Memastikan keamanan data dan akses yang tepat
    - Meningkatkan kualitas layanan melalui teknologi

3. Hubungan Tujuan Bisnis dan IT
    - Tujuan IT yang memiliki kaitannya dengan pengelolaan data dan keamanan mendukung tujuan.

4. Evaluasi dan Pemantauan
    - Evaluasi secara berkala untuk memastikan pencapaian tujuan.


STUDI KASUS PENERAPAN 7 ENABLER COBIT 5 DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Principles, Policies, and Framework

    Prinsip, kebijakan, dan kerangka kerja adalah suatu alat sebagai pendorong untuk menerjemahkan tingkah laku ke dalam panduan praktis untuk manajemen sehari-hari.

Contoh : Seseorang mengimplementasikan prinsip pribadi, melakukan hal produktif, menetapkan prioritas, serta efektif dalam penggunaan aplikasi bantuan seperti aplikasi manajemen waktu.

2. Processes
        Proses menjelaskan mengenai sekumpulan kegiatan yang terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu dan menghasilkan sekumpulan output dalam mendukung pencapaian tujuan IT

Contoh :  Sebuah tim proyek melakukan pengembangkan proses dengan baik, seperti proses perancangan, proses pengembangan, dan proses operasional.

3. Organizational Structure
        Struktur organisasi adalah entitas dalam organisasi sebagai kunci dalam membuat keputusan.

Contoh : Sebuah perusahaan menerapkan struktur organisasi yang jelas, menetapkan peran serta tugas dan tanggung jawab masing-masing berdasarkan posisi/peran yang telah ditetapkan.

4. Culture, Ethics, and Behaviour
        Budaya, etika, dan perilaku individu dan organisasi merupakan faktor keberhasilan dalam kegiatan tata kelola dan manajemen.

Contoh : Di suatu perusahaan menciptakan suatu budaya saling percaya satu sama lain, berbagi pengetahuan, dan mendorong inisiatif dengan memberikan perhargaan, serta menetapkan kode etik yang berlaku.

5. Information
        Informasi dalam organisasi terdiri dari informasi yang dihasilkan dan digunakan. Informasi dibutuhkan agar organisasi dapat berjalan dengan baik.

Contoh : Seorang mahasiswa perlu meningkatkan kualitas dan kelayakan terhadap penelitian tersebut, hal itu dapat memastikan penggunaan sumber informasi yang valid dan relevan.

6. Services, Infrastructure, and Applications
        Layanan infrastruktur dan aplikasi melibatkan infrastruktur teknologi dan aplikasi yang menyediakan proses dan layanan teknologi informasi bagi organisasi.

Contoh : Organisasi memanfaatkan aplikasi daftar hadirnya untuk meningkatkan produktivitasnya serta memahami cara penggunaan hingga maintenance yang baik dari aplikasi tersebut.

7. People, Skill, and Competencies
        Berhubungan dengan seorang individu dan kebutuhan untuk memenuhi semua aktivitas untuk mencapai kesuksesan dan membuat keputusan yang tepat dengan langkah yang tepat.

Contoh : Tim pengembangan ingin memahami dasar-dasar Development and Operation untuk meningkatkan efektivitas sebuah aplikasi yang sedang dikembangkan dengan mengikuti pelatihan DevOps dan mendapatkan sertifikasi resmi.

MIND-MAP FRAMEWORK INTRODUCTION AND METHODOLOGY OF COBIT 19

https://gitmind.com/app/docs/mkb4r6x6






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegunaan Handphone

RESUME PENGENALAN COBIT FRAMEWORK